Minggu, 25 Desember 2011

TITRASI ASAM BASA


A.  JUDUL   :         TITRASI ASAM BASA

B.   TUJUAN        :        

Melakukan Titrasi asam basa untuk menetukan konsentrasi suatu larutan asam.

C. DASAR TEORI
Air murni tidak memiliki rasa, bau , dan warna. Bila mengandung zat tertentu, air dapat terasa asam, pahit, asin dan sebagainya. Air yang mengandung zat lain dapat pula menjadi berwarna. Kita ketahui bersama bahwa cairan yang terasa asam disebut larutan asam, yang terasa asin disebut garam, sedangkan yang licin dan pahit disebut larutan basa. Perlu diketahui, jangan mencicipi rasa suatu larutan jika ingin mengetahui rasanya karena sangat berbahaya. Cara yang baik adalah dengan mencelupkan kertas lakmus.
Pada tahun 1884, SA Arhennius menyatakan bahwa sifat asam dan basa sutu zat ditentukan oleh jenis ionnya yang dihasilkan dalam air. Menurut Arrhenius :
·         Asam adalah senyawa yang melepaskan ion dalam air dan basa adalah senyawa yang melepaskan ion .
Teori Arrhenius hanya berlaku dalam air, oleh karena itu para ahli mencari teori lain yang lebih umum tentang asam basa. Pada tahun 1923, JN Bronsted an TM Lowry secara terpisah melihat reaksi yang dialami asam basa. Menurut Bronsted-Lowry :
Asam adalah senyawa atau partikel yang dapat memberikan proton kepada senyawa atau partikel lain, sedangkan basa adalah senyawa atau partikel yang dapat menerima proton dar asam.
Walaupun teori bronsted-Lowry lebih umum dari etori Arrhennius, ada reaksi mirip asam basa tetapi tidak dapat dijelaskan dengan teori ini. Berdasarkan pembentukan ikatan koordinasinya, Gilbert N. Lewis meyatakan teori yang disebut dengan teori Asam Basa Lewis :
Asam adalah partikel yang dapat menrima pasangan electron dari partikel lain untuk membentuk ikatan kovalen koordinasi. Basa adalah suatu partikel yang dapat memberikan pasangna electron kepada partikel lain yang membentuk ikatan kovalen koordinasi.
Telah diketahui bahwa air adalah elektrolit yang sangat lemah dengan Pkw = 14. Itulah sebabnya asam dan basa selalu bereaksi menjadi garam dalam air, sebagai contoh adalah HCl dan NaOH,
Pada hakekatnya reaksi ini adalah reaksi pembentukan air, yang disebut dengan netralisasi :
Karena Na dan Cl tidak mengalami perubahan dan tetap dalam larutan  sebagai ion. Reaksi Netralisasi dapat dipakai untuk menentukan konsentrasi larutan asam atau basa. Caranya dengan menambahkan setetes demi setetes larutan basa kepada larutan asam. Setiap basa yang diteteskan bereaksi dengan asam, dan penetesan dihentikan pada saat jumlah mol H setara dengan jumlah mol OH. Pada saat larutan bersifat netraldisebut titik ekivalen. Cara ini disebut dengan titrasi, yaitu analisis dengan mengukur jumlah larutan yang diperlukan untuk bereaksi tepat sama dengan larutan lain. Analisis ini juga disebut dengan analisis volumetric, karena yang diukur adalah volume tertentu dari larutan asam.
Larutan basa yang akan diteteskan (titran) dimasukkan kedalam buret (pipa panjang berskala) dan jumlah yang terpakai dapat diketahui dari tinggi sebelum dan sesudah. Larutan asam yang akan dititrasi dimasukkan kedalam Erlenmeyer, dengan mengukur volumenya terlebih dahulu dengan memakai pipetgondok. Untuk mengamati titik ekivalen dpakai indicator yang perubahan warnanya disekitar titik ekivalen.
Indicator untuk titrasi asam basa ditentukan melaui kurva titrasi yang menunjukan hubngan pH dan volume titran. Kurva ini dibuat secara teoritis dengan menghitung pH larutan asam pada :
·         Titik awal sebelum penambahan basa
·         Titik setelah ditambah basa sehingga larutan mengandung garam yang terbentuk dan kelebihan asam
·         Titik ekivalen, yaitu saat larutan hanya mengandung garam, tanpa ada kelebihan asam atau basa
·         Daerah lewat titik ekivalen, yaitu larutan mengandung garam dan kelebihan  basa
Titrasi asam basa terdiri atas :
·         Titrasi asam kuat dan basa kuat
·         Titrasi asam lemah dan basa kuat
·         Titrasi asam kuat dan basa lemah
·         Titrasi asam lemah dan basa lemah

**(Syukri S . 1999. Kimia dasar 2. ITB)
Titrasi merupakansalah satu cara untuk menentukan konsentrassi larutan suatu zat dengan cara mereaksikan larutan tersebut dengan larutan lain yang diketahui konsentrasinya secara tepat. Prinsip titrasi asam basa didasarkan pada reaksi netralisasi asam basa.
Titik ekivalen pada titrasi asam basa adalah pada saat dimana sejumlah asam tepat dinetralkan oleh sejumlah basa. Selama titrasi berlangsung terjadi perubahan pH. PH pada saat titik ekivalen  ditentukan oleh sejumlah garam yang dihasilkan pada reaksi netralisasi asam basa.
Indicator yang digunakan pada titrasi asam basa adalah yang memilkik rentang pH dimana titik ekivalen berada. Pada titrasi asam kuat dan basa kuat, asam kuat dan basa kuat akan terurai dengan sempurna dalam air. Oleh karena itu ion hydrogen dan ion hidroksida selama titrasi dapat langsung dihitung dari jumlah asam atau basa kyang ditambahkan. Pada titik ekivalen dari titrasi asam basa,pH larutan pada temperature 25 C sama dengan pH air yaitu sama dengan 7.
                                      **(Modul Praktikum Kimia Dasar 2)


D. ALAT DAN BAHAN
·         ALAT
ü  Buret




Sebagai alat untuk meneteskan larutan dalam melakukan titrasi
ü  Corong



Sebagai alat untuk menuangkan larutan agar larutan tidak tumpah
ü  Gelas Kimia 250 ml



Sebagai wadah untuk menampung larutan yang akan digunakan




ü  Gelas Erlenmeyer



Sebagai wadah atau tempat berlangsungnya reaksi/titrasi
ü  Pipet



Untuk meneteskan larutan sedikt demi sedikit
·         BAHAN
ü  NaOH 0,05M


ü  HCl


ü  Phenoftalein




ü  Aquadest



E.  PEMBAHASAN
Konsentrasi suatu larutan dapat ditentukan dengan mereaksikan larutan tersebut dengan suatu larutan yang telah diketahui dengan tepat konsentrasinya.
Tujuan dari percobaan ini adalah melekukan titrasi asam basa untuk menentukan konsentrasi larutan asam.
Indicator yang digunakan pada percobaan ini adalah indicator phenoftalein. Tujuan dari penambahan indicator ini adalah agar kita dapat mengetahui kapan kita harus menghentikan titrasi. Titrasi harus kita hentikan pada saat terjadi perubahan warna pada larutan asam, hal ini dinamakan titik ekivalen, yaitu pada saat dimana sejumlah asam tepat dinetralkan oleh sejumlah basa. Selama titrasi  berlangsung terjadi perubahan pH. pH pada saat titik ekivalen ditentukan oleh sejumlah garam yang dihasilkan dari reaksi netralisasi asam basa.
Pada percobaan ini ditentukan konsentrasi lerutan dengan menggunakan titrasi asam basa, dengan metode analisis volumetric karena yang dijadikan patokan adalah volume awal dan volume akhir titran.
Langkah langkah yangkami lakukan dalam mentitrasi asam basa pada peercobaan ini adalah         :
·         Membersihkan buret dengan NaOH yang akan dipakai sebanyak 3 kali (5 ml), kemudian memasukkan larutan NaOh kedalam buret menggunakan corong sampai volumenya melebihi skala nol buret, kemudian menurunkan larutan NaOH pada buret sampai tepat pada skala nol.
·         Pipet 10 ml larutan asam yang akan ditentukan konsentrasinya  dengan menggunakann pipet gondok dan memasukkannya kedalam labu Erlenmeyer dengan teknik yang benar
·         Menambahkan aquadest kedalam labu Erlenmeyer 5 ml, untuk membilas larutan yang menempel pada dinding labu Erlenmeyer, kemudian menambahkan 3  tetes induikator phenoftalein.
·         Melakukan titrasi dengan cara meneteskan larutan NaOH dari buret secara perlahan lahan tetes demi tetes sampai larutan berubah warna
·         Mencatat keadaa akhir buret yang menunjukan volum larutan NaOH yang dipakai, yakni selisiih volum awal dan volum akhir.
·         Mengulangi percobaan .sebanyak 2yang akan ditentukan konsentrasinya  dengan menggunakann pipet gondok dan memasukkannya kedalam labu Erlenmeyer dengan teknik yang benar
·         Menambahkan aquadest kedalam labu Erlenmeyer 5 ml, untuk membilas larutan yang menempel pada dinding labu Erlenmeyer, kemudian menambahkan 3  tetes induikator phenoftalein.
·         Melakukan titrasi dengan cara meneteskan larutan NaOH dari buret secara perlahan lahan tetes demi tetes sampai larutan berubah warna
·         Mencatat keadaa akhir buret yang menunjukan volum larutan NaOH yang dipakai, yakni selisiih volum awal dan volum akhir.
·         Mengulangi percobaan .sebanyak 2 kali (lakukan duplo)
·         Menghitung konsentrasi larutan yang telah dititrasi
Dan hasil pyang kami dapatkan adalah :
Konsentrasi 10 ml larutan HCl yang kami titrasi dengan menggunakan larutan NaOH 0,05 M adalah 0,0445 M

F.  JAWABAN TUGAS
·         Pra Praktikum
1.   Untuk menetapkan konsentrasi larutan asam/basa digunakan larutan baku. Apa yang dimaksud dengan larutan baku primer dan larutan baku sekunder, berikan contoh nya.!!
2.   Mengapa buret harus dibilas dengan larutan yang akan dimasukkan ?
3.   Apa yang dimaksud dengan titik ekivalen dan titik akhir titrasi¸mana yang dapat diamati langsung dan dirujuk pada penentuan pH ?
4.   Bagaiman perubahan earna indicator phenoftalein dan berapa rentang pH nya ?

Jawaban

1.   Larutan baku primer adalah larutan yang telah diketahui dengan tepat konsentrasinya melalui metode gravitasi, contohnya .
Larutan baku sekunder adalah larutan yang akan ditentukan konsentrasinya dengan jalan pembakuan larutan dengan menggunakan larutan baku primer, biasanya melalui jalan titrimetri, contohnya .
2. Agar buret menjadi bersih dari larutan lain, dan dari debu debu yang menempel pada dinding buret yang nantinya akan mempengaruhi hasil titrasi.
3. Titik ekivalen adalah titik dimana sejumlah asam tepat menetralkan sejumlah basa, sedanngkan titik akhir titrasin adalah titik dimana titrasi harus dihentikan. Yang dapat diamati secara langsung yang merujuk pada penentuan ph adalah titik akhir titrasi.
4. Perubahan warna indicator phenoftalein adalah dari warna bening menjadi ungu, rentang pH nya adalah sama dengan pH garamnya.

·         Pasca Praktikum
1.  Dapatkah suatu indicator tertentu (mis : Bom timol biru) digunakan untuk menetukan pH semua jenis larutan ? jelaskan !!
2.  Hitung konsentrasi larutan HCl dan larutan NaOH  dalam satuan :
a)    Normalitas (N)
b)    Molaritas (M)
c)    Gram/Liter

Jawaban

1.   Tidak, karena Brom timol biru memiliki rentang pH 6,0 – 7,6 sehingga indicator ini hanya dapat digunakan untuk asam kuat dan basa kuat.
2.   Dik  :         V NaOH      =        0,0089 L
V HCl                   =        0,01 L
M NaOH     =        0,05 M
M HCl                  =        0,0445 M

                        Dit    :         a. N   =        …??
                                                b. M  =        …??
                                                c. gr/L         =        …??
                             Peny  :         a)  N HCl    =        M HCl . ekuivalen
                                                                   =        0,0445 . 1
                                                                   =        0,0445
                                                    N NaOH =        M NaOH . ekuivalen
                                                                   =        0,05 . 1
                                                                   =        0,05
                                                b) M NaOH =        0,05 M
                                                    M HCl    =        0,0445 M
c)            dik     : Mr HCl     =        36,5
                             Mr NaOH =        40
                           M HCl       =        mol/ L
                           Mol            =        M . L
                                    =        0,0445 . 0,01
                                    =        0,000445 mol
                                    =        0,000445 . mr
                          =        0,000445 . 36,5
                          =        0,0162 gr/L






M NaOH            =        mol/L
Mol                              =        M . L
                          =        0,05 . 0,0089
                          =        0,000445 mol
                          =        0,000445 . Mr
                          =        0,000445 . 40
                          =        0,0178 gr/L

G. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah kami lakukan¸kami dapat menyimpulkan beberapa hal, sebagai berikut :
1.      Konsentrasi suatu larutan dapat ditentukan dengan menggunakan larutan lain yang telah diketahui konsentrasinya secara tepat.
2.      Konsentrasi larutan HCl yang kami dapatkan dalam percobaan ini adalah 0,0445 M


H. KEMUNGKINAN KESALAHAN
Beberapa kesalahan yang mungkin terjadi dalam percobaan ini :
1.   Kesalahan dalam mengukur jumlah larutan yang akan digunakan


DAFTAR PUSTAKA

Syukri, S . 1999. Kimia Dasar 2 . Bandung ; Institut Teknologi Bandung

Team Teaching Kimia Dasar 2 . 2011 . Modul Praktikum Kimia Dasar 2 . Gorontalo ; Lab Kimia Uniiversitas Negeri Goorontalo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar