A. JUDUL : ASIDIMETRI
B. TUJUAN :
Menentukan kadar atau konsentrasi larutan basa
dengan menggunakan larutan asam yang telah diketahui dengan tepat
konsentrasinya.
C. DASAR
TEORI
Dengan dasar reaksi Asam + Basa, contohnya :
HCl + NaOH NaCl
+ H2O
Reaksi Ionnya adalah sebagai berikut :
Dari contoh diatas ternyata :
Basa dapat dititrasi dengan larutan baku asam,
proses ini disebut dengan asidimetri, sebaliknya asam yang dititrasi dengan
larutan basa disebut dengan alkalimetri.
1. Dalam Asidi-Alkalimetri,
1 ekivalen asam dan basa ialah sebanyak senyawa ini yang dapat melepaskan 1 mol
ion H+ atau H3O-.
Proses untuk menentukan banyaknya ekivalen asam
yang dibutuhkan untuk menetralkan sevolume larutan basa atau sebaliknya disebut
titrasi, seharusnya :
Jumlah ekivalen asam = jumlah
ekivalen basa
Saat persamaan ini tercapai disebut dengan
titik ekivalen.
Bila kita mengerjakan atau melakukan titrasi,
tanda tanda yang memberi kita petunjuk adalah perubahan warna indikator.
2. Suatu
indikator berubah warnanya pada daerah pH tertentu, misalnya :
·
Metil Jingga : merah pH 3,1 – pH 4,4 Kuning
·
Brom timol Biru : kuning pH 6,0 – pH 7,6 Biru
·
Phenoftalein : bening pH 6,0 – pH 9,6 merah
3. Untuk
menetukan konsentrasi suatu larutan asam atau basa diperlukan suatu larutan
baku.
**(Modul Praktikum DDKA, Hal
23-24)
Asidimetri adalah pengukuran konsentrasi
larutan basa dengan menggunakan larutan baku asam, sedangkan alkalimetri adalah
pengukuran konsentrasi larutan asam dengan menggunakan larutan baku basa.
Oleh karena itu keduanya disebut dengan titrasi
asam – basa.
Titrasi adalah proses mengukur volume larutan
yang terdapat dalam buret yang ditambahkan kedalam larutan lain yang diketahui
konsentrasinya sampai terjadi reaksi sempurna, atau dengan perkataan lain
mengukur volume titran yang diperlukan untuk mencapai titik ekivalen.
Titik ekivalen adalah saat menunjukan bahwa
ekivalen pereaksi pereaksi sama. Dalam prakteknya titik ekivalen sulit
diteliti, karena hanya merupakan titik akhir teoritis atau titik akhir
stoikiometri.
**(Definisi Asidi-Alkalimetri,
Yahoo Answer)
Titrasi adalah penentuan banyaknya suatu
larutan dengan konsentrasi yang diketahui dan diperlukan untuk bereaksi secara
lengkap dengan sejumlah contoh tertentu yang akan dianalisis.
Proses analitis yang melibatkan titrasi dengan
larutan yang konsentrasi larutan nya yang diketahui disebut dengan analisis
volumetri.
Dalam analisis asam-basa, titrasi melibatkan
pengukuran yang seksama, volume volume suatu asam dan suatu basa yang tepat
saling menetralkan.
Pada proses titrasi ini, digunakan suatu
indikator yaitu suatu zat yag ditambahkan sampai seluruh reaksi selesai yang
dinyatakan denagn perubahan warna. Perubahan warna menyatakan bahwa titik akhir
titrasi telah tercapai.
Dalam beberapa titrasi , titik ekivalen adalah
titik ddimana proses titrasi tepatnya titrat telah cukup ditambahkan untuk
bereaksi dengan titrat.
Titrasi melibatkan suatu proses penambahan
suatu larutan yang disebut tirant dari buret ke suatu flask yang berisi sampel
dan disebut analit. Berhasilnya titrasi asam-basa tergantung pada seberapa
akurat kita dapat mendeteksi titik stoikiometri.
**(Asidi Alkalimetri, tins_08.wordpress.com)
Air
murni tidak memiliki rasa, bau , dan warna. Bila mengandung zat tertentu, air
dapat terasa asam, pahit, asin dan sebagainya. Air yang mengandung zat lain
dapat pula menjadi berwarna. Kita ketahui bersama bahwa cairan yang terasa asam
disebut larutan asam, yang terasa asin disebut garam, sedangkan yang licin dan
pahit disebut larutan basa. Perlu diketahui, jangan mencicipi rasa suatu
larutan jika ingin mengetahui rasanya karena sangat berbahaya. Cara yang baik
adalah dengan mencelupkan kertas lakmus.
Pada
tahun 1884, SA Arhennius menyatakan bahwa sifat asam dan basa sutu zat
ditentukan oleh jenis ionnya yang dihasilkan dalam air. Menurut Arrhenius :
·
Asam
adalah senyawa yang melepaskan ion dalam air dan basa adalah senyawa yang melepaskan ion .
Teori
Arrhenius hanya berlaku dalam air, oleh karena itu para ahli mencari teori lain
yang lebih umum tentang asam basa. Pada tahun 1923, JN Bronsted an TM Lowry
secara terpisah melihat reaksi yang dialami asam basa. Menurut Bronsted-Lowry :
Asam
adalah senyawa atau partikel yang dapat memberikan proton kepada senyawa atau
partikel lain, sedangkan basa adalah senyawa atau partikel yang dapat menerima
proton dar asam.
Walaupun
teori bronsted-Lowry lebih umum dari etori Arrhennius, ada reaksi mirip asam
basa tetapi tidak dapat dijelaskan dengan teori ini. Berdasarkan pembentukan
ikatan koordinasinya, Gilbert N. Lewis meyatakan teori yang disebut dengan
teori Asam Basa Lewis :
Asam
adalah partikel yang dapat menrima pasangan electron dari partikel lain untuk membentuk
ikatan kovalen koordinasi. Basa adalah suatu partikel yang dapat memberikan
pasangna electron kepada partikel lain yang membentuk ikatan kovalen
koordinasi.
Telah
diketahui bahwa air adalah elektrolit yang sangat lemah dengan Pkw = 14. Itulah
sebabnya asam dan basa selalu bereaksi menjadi garam dalam air, sebagai contoh
adalah HCl dan NaOH,
Pada
hakekatnya reaksi ini adalah reaksi pembentukan air, yang disebut dengan
netralisasi :
Karena
Na dan Cl tidak mengalami perubahan dan tetap dalam larutan sebagai ion. Reaksi Netralisasi dapat dipakai
untuk menentukan konsentrasi larutan asam atau basa. Caranya dengan menambahkan
setetes demi setetes larutan basa kepada larutan asam. Setiap basa yang
diteteskan bereaksi dengan asam, dan penetesan dihentikan pada saat jumlah mol
H setara dengan jumlah mol OH. Pada saat larutan bersifat netraldisebut titik
ekivalen. Cara ini disebut dengan titrasi, yaitu analisis dengan mengukur
jumlah larutan yang diperlukan untuk bereaksi tepat sama dengan larutan lain.
Analisis ini juga disebut dengan analisis
volumetric, karena yang diukur adalah volume tertentu dari larutan asam.
Larutan
basa yang akan diteteskan (titran) dimasukkan kedalam buret (pipa panjang
berskala) dan jumlah yang terpakai dapat diketahui dari tinggi sebelum dan
sesudah. Larutan asam yang akan dititrasi dimasukkan kedalam Erlenmeyer, dengan
mengukur volumenya terlebih dahulu dengan memakai pipet gondok. Untuk mengamati
titik ekivalen dpakai indicator yang perubahan warnanya disekitar titik
ekivalen.
Indicator
untuk titrasi asam basa ditentukan melaui kurva titrasi yang menunjukan hubngan
pH dan volume titran. Kurva ini dibuat secara teoritis dengan menghitung pH
larutan asam pada :
·
Titik
awal sebelum penambahan basa
·
Titik
setelah ditambah basa sehingga larutan mengandung garam yang terbentuk dan
kelebihan asam
·
Titik
ekivalen, yaitu saat larutan hanya mengandung garam, tanpa ada kelebihan asam
atau basa
·
Daerah
lewat titik ekivalen, yaitu larutan mengandung garam dan kelebihan basa
Titrasi
asam basa terdiri atas :
·
Titrasi
asam kuat dan basa kuat
·
Titrasi
asam lemah dan basa kuat
·
Titrasi
asam kuat dan basa lemah
·
Titrasi
asam lemah dan basa lemah
**(Syukri S, KIMIA DASAR 2)
D. ALAT
DAN BAHAN
1. Alat
Alat
·
Buret
·
Statif dan Klem
·
Labu erlenmeyer
·
Corong
·
Gelas ukur
·
Pipet tetes
·
Labu Ukur
2. Bahan
Bahan
·
Indikator PP (Phenooftalein) C2H14O4
·
Larutan HCl 0,1N
·
Larutan NaOH
E. PEMBAHASAN
Asidimetri adalah penentuan konsentrasi larutan
basa dengan menggunakan larutan baku asam.
Konsentrasi
suatu larutan dapat ditentukan dengan mereaksikan larutan tersebut dengan suatu
larutan yang telah diketahui dengan tepat konsentrasinya.
Tujuan
dari percobaan ini adalah melekukan titrasi asam basa untuk menentukan
konsentrasi larutan basa, ataupun sebaliknya..
Indicator
yang digunakan pada percobaan ini adalah indicator phenoftalein. Tujuan dari
penambahan indicator ini adalah agar kita dapat mengetahui kapan kita harus
menghentikan titrasi. Titrasi harus kita hentikan pada saat terjadi perubahan
warna pada larutan asam, hal ini dinamakan titik ekivalen, yaitu pada saat
dimana sejumlah asam tepat dinetralkan oleh sejumlah basa. Selama titrasi berlangsung terjadi perubahan pH. pH pada saat
titik ekivalen ditentukan oleh sejumlah garam yang dihasilkan dari reaksi
netralisasi asam basa.
Pada
percobaan ini ditentukan konsentrasi larutan dengan menggunakan titrasi asam
basa, dengan metode analisis volumetric karena yang dijadikan patokan adalah
volume awal dan volume akhir titran.
Dan
langkah langkah yang kami lakukan untuk melakukan titrasi adalah sebagai
berikut :
·
Menyiapkan
larutan indikator PP (Phenoftalein), dan larutan baku yang akan digunakan (HCl)
0,1 N.
·
Menuangkan
larutan HCl kedalam buret hingga tepat 50 ml.
·
Menuangkan
larutan NaOH kedalam labu erlenmeyer sebanyak 25 ml
·
Menambahkan
3 tetes indikator PP.
Penambahan
Phenoftalein ini bertujuan untuk menunjukkan titik akhir titrasi, berupa
perubahan warna larutan. Pada saat indikator PP ditambahkan larutan NaOH dalam
labu erlenmeyer berubah menjadi merah jambu, hal ini terjadi karena indikator
PP hanya dapat bekerja pada pH 8,0 – 9,6. Jadi larutan NaOH yang bersifat basa
akan langsung berubah warna ketika ditambahkan indikator PP.
·
Mulai
mentitrasi hingga warna pada larutan NaOH hilang, hal ini menunjukkan titik
ekivalen telah tercapai.
(ini merupakan kebalikan dar
Alkalimetri)
·
Dalam
percobaan pertama, volume titran (HCl) yang terpakai adalah sebanyak 22,2 ml,
·
Dalam
percobaan kedua, volume titran (HCl) yang terpakai adalah sebanyak 21,9 ml.
Dari
percobaan dan hasil pengamatan yang telah kami peroleh, maka dapat ditentukan
bahwa konsentrasi larutan NaOH adalah 0,089 N.
Berikut persamaan
stoikiometri reaksi pada titrasi Asam basa (penetralan) :
HCl + NaOH NaCl + H2O
F. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah kami lakukan maka
dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Kadar
atau konsentrasi suatu larutan dapat ditentukan dengan mereaksikan larutan
tersebut dengan larutan lain yang diketahui dengan tepat konsentrasinya.
2. Kadar larutan
NaOH yang dititrasi dengan HCl 0,1 N dalam percobaan ini adalah 0,089 N
G. KEMUNGKINAN
KESALAHAN
1. Keterlambatan
dalam melihat perubahan warna pada larutan (titrat)
2. Kesalahan
dalam mengukur jumlah larutan yang akan dipekai maupun yang telah terpakai
DAFTAR PUSTAKA
Syukri, S. 1999. KIMIA DASAR 2. Bandung ; Institut Teknologi
Bandung
Team teaching DDKA. 2011. Modul Praktikum Dasar Dasar Kimia
Analitik. Gorontalo ; UNG
(diakses tgl
11 Des 2011, 13.21 Wita)
(diakses tgl 11 Des 2011, 13.25 Wita)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar