A. JUDUL : IODOMETRI DAN IODIMETRI
B.
TUJUAN :
·
Mahasiswa memahami dan menguasai teori dan
prinsip titrasi oksidasi reduksi.
C. DASAR TEORI
Dasar : I2 + 2e 2I-
Yodometri : bila I- sebagai
reduktor
Yodimetri : bila I- sebagai
oksidator
Yodometri I- (+) oksidator
Sebagai I- biasa dipakai
KI. Reaksi dapat berlangsung dalam lingkungan asam atau netral. Contoh :
BrO3 + 6 H+ + 6I- 3
H2O + 3 I2 + Br-
IO3 + 6H++5I- 3 H2O + 3 I2
Dalam yodometri I-
dioksidis suatu oksidator. Jika oksidatornya kuat tidak apa-apa, tetapi jika
oksidatornya lemah maka oksidasinya berlangsung sangat lambat dan mungkin tidak
sempurna, ini harus dihindari.
Cara menghindari :
- Mempebesar [H+]
Jika oksidasinya kuat
dengan menambah H+ atau menurunkan pH
- Memperbesar [I-]
Misalnya oksidasi dengan Fe3+
Fe3+ + I- Fe2+ + ½ I2
- Dengan mengeluarkan I2 yang berbentuk
dari campuran reaksi : misalnya dikocok
dengan kloroform, karbon tetra klorida atau bisulfida, maka I2 akan
masuk dalam pelarut organis ini, sebab I2 lebih mudah larut dalam
senyawa solven organic daripada dalam air.
Cara menentukan titik akhir titrasi
- Tanpa indikator
Dapat dilakukan karena I2
dalam KI warna kuning, titrasi akhir kalau warna kuning hilang
- Dengan indikator amilum
Sebab I2 + amilum menghasilkan warna
biru. Makin sensitive bila berisi I- dan kurang sensitive bila
larutan panas
Yodometri adalah titrasi yang
menggunakan larutan Na2S2O3 sebagai titran
untuk menentukan kadar iyodium yang dibebaskan pada suatu reaksi redoks. Reaksi
yang terjadi adalah
Oksidator +2I- I2 + reduktor
I2 + S2O32-
2I- + S4O62-S
Diantara sekian banyak contoh teknik
atau dalam analisis kuanitatif terdapat 2 cara melakukan analisis dengan
menggunakan senyawa pereduksi iodium yaitu secaa lagsung dan tidak langsung.
Cara langsung disebut iodimetri(digunakan larutan iodium untuk mengoksidasi
reduktor-reduktor yang dapat dioksidasi secaa kuantitatif pada titik
ekivalennya). Namun,metode iodimetri ini jarang dilakukan mengingat iodium
sendiri merupakan oksidator yang lemah. Sedangkan cara tidak langsung disebut
iodometri(oksidator yang dianalisi kemudian direaksikan dengan ion iodide
berlebih dalam keadaan yang sesuai yang selanjutnya iodium dibebaskan secara
kuantitatif dan dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat stndar atau asam
arsenit).
Reaksi-reaksi kimia yang melibatkan
oksidasi reduksi dipergunakan secara luas oleh analisis titrimetrik. Ion-ion
dari berbagai unsur dapat hadir dalam kondisi oksidasi yang berbeda-beda,
menghasilkan kemungkinan banyak reaksi redoks. Banyak dari reaksi-reaksi ini
memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam analisi titrimetrik dan
penerapan-penerapannya cukup banyak.
Iodometri adalah analisa titrimetrik yang secara tidak langsung untuk zat yang bersifat oksidator seperti besi( III), tembaga (II), dimana zat ini akan mengoksidasi iodida yang ditambahkan membentuk iodin. Iodin yang terbentuk akan ditentukn dengan menggunakan larutan baku tiosulfat .
Oksidator + KI → I2 + 2e I2 + Na2 S2O3
→ NaI + Na2S4O6
Sedangkan
iodimetri adalah merupakan analisis titrimetri yang secara langsung digunakan
untuk zat reduktor atau natrium tiosulfat dengan menggunakan larutan iodin atau
dengan penambahan larutan baku berlebihan. Kelebihan iodine dititrasi kembali
dengan larutan tiosulfat.
Reduktor+
I2 → 2I-
Na2S2O3 + I2
→ NaI +Na2S2O6
Untuk senyawa yang mempunyai
potensial reduksi yang rendah dapat direksikan secara sempurna dalam suasana
asam. Adapun indikator yang digunakan dalam metode ini adalah indikator
kanji.Sedangkan bromometri merupakan metode oksidasi reduksi dengan dasar
reaksi aksidasi dari ion bromat .
BrO3- + 6H+ + 6e → Br- + 3H2O
BrO3- + 6H+ + 6e → Br- + 3H2O
Adanya kelebihan KBrO3 dalam larutan akan menyebabkan ion bromida bereaksi dengan ion bromat
BrO3 + Br- + H+ → Br2 +H2O
Bromine yang dibebaskan akan merubah warna larutan menjadi kuning pucat (warna merah ), jika reaksi antara zat dan bromine dalam lingkungan asam berjalan cepat maka titrasi dapat secara langsung dilakukan. Namun bila lambat maka dapat dilakukan titrasi tidak langsung yaitu larutan bromine ditambah berlebih dan kelebihan bromine ditentukan secar iodometri. Bromin dapat diperoleh dari penambahan asam kedalam larutan yang mengandung kalium bromat dan kalium bromide.
Substansi-substansi penting yang cukup kuat sebagai unsur-unsur reduksi
untuk dititrasi langsung dengan iodin adalah tiosulfat, arseni dan entimon,
sulfida dan ferosianida. Kekuatan reduksi yang dimiliki oleh dari beberapa
substansi ini adalah tergantung dari pada konsentrasi ion hydrogen, dan reaksi
dengan iodin baru dapat dianalisis secara kuantitatif hanya bila kita melakukan
penyesuaian ph yang sulit.
Dalam menggunakan metode iodometrik kita menggunakan
indikator kanji dimana warna dari sebuah larutan iodin 0,1 N cukup intens
sehingga iodin dapat bertindak sebagai indikator bagi dirinya sendiri. Iodin
juga memberikan warna ungu atau violet yang intens untuk zat-zat pelarut
seperti karbon tetra korida dan kloroform. Namun demikan larutan dari kanji
lebih umum dipergunakan, karena warna biru gelap dari kompleks iodin–kanji
bertindak sebagai suatu tes yang amat sensitiv untuk iodin.
Dalam beberapa proses tak langsung banyak agen pengoksida
yang kuat dapat dianalisis dengan menambahkan kalium iodida berlebih dan
mentitrasi iodin yang dibebaskan.
Karena banyak agen pengoksid yang membutuhkan larutan
asam untuk bereaksi dengan iodin, Natrium tiosulfat biasanya digunakan sebagai
titrannya. Titrasi dengan arsenik membutuhakn larutan yang sedikit alkalin.
Dalam larutan yang sedikit alkalin atau netral, oksidasi menjadi sulfat tidak muncul terutama jika iodin dipergunakan sebagai titran. Banyak agen pengoksid kuat, seperti garam permanganat, garam dikromat yang mengoksid tiosulfat menjadi sulfat, namun reaksinya tidak kuantitatif.
Dalam larutan yang sedikit alkalin atau netral, oksidasi menjadi sulfat tidak muncul terutama jika iodin dipergunakan sebagai titran. Banyak agen pengoksid kuat, seperti garam permanganat, garam dikromat yang mengoksid tiosulfat menjadi sulfat, namun reaksinya tidak kuantitatif.
Pada penentuan iodometrik ada banyak aplikasi proses
iodometrik seperti tembaga banyak digunakan baik untuk biji maupun paduannya
metode ini memberikan hasil yang lebih sempurna dan cepat daripada penentuan
elektrolit tembaga.
D.
ALAT DAN BAHAN
1.
Alat Alat
·
Buret
·
Erlenmeyer
·
Gelas Piala
·
Pipet tetes
·
Statif dan Klem
2.
Bahan bahan
·
Na2S2O3
·
KIO3
·
KI 20%
·
H2SO4
·
Indikator Amylum
·
Aquadest
E.
PEMBAHASAN
Reaksi-reaksi kimia yang melibatkan oksidasi
reduksi di pergunakan secara luas oleh analisis titrimerti ion-ion dari berbagai
unsur dapat hadir paksi-rada kondisi oksidasi yang berbeda, menghasilkan
kemungkinan benyak reaksi redoks. Banyak dari reaksi-reaksi ini memenuhi syarat
untuk dipergunakan dalam analisis titrimerti dan penerapan-penerapannya cukup
banyak.
Iodomerti adalah analisis trimetri yang
secara tidak langsung untuk zat yang bersifat oksidator seperti besi (III)
tembaga (II) dimana zat ini akan mengoksidasi iodida yang di tambahkan
menbentuk iodin.
Titik akhir titrasi ditetapkan dengan bantuan
indikator amylum, yang ditambahkan sesaat sebelum titk akhir tercapai. Warna
biru kompleks iodium amylum akan hilang pada saat titik akhir tercapai.
Pada percobaan ini, proses titrasi dengan menggunakan
larutan Na2S2O3 karena larutan ini merupakan
larutan standar sekunder karena sifatnya tidak stabil terhadap oksidasi udara,
asam, dan adanya bakteri pemakan belerang yang terdapat pada pelarut.
Pada
percobaan yang pertama yakni menstandarisasi dengan larutan KIO3.
Pada percobaan pertama, memasukan larutan KIO3. 0,1 N 10 ml kedalam
erlemeyer dengan mengunakan pipet dan menambahkan 5 ML KI 20% dan 8 ml H2SO4
4N larutan berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terdapat endapan kemudian
iod yang dibebaskan dititrasi dengan larutan natriun tiosulfat, dan larutan
berubah warna menjadi kuning. Setelah itu ditambahkan indikator amylum 3 tetes,
larutan berubah warna dari kuning menjadi kebiru-biruan. Dan terakhir dititrasi
kembali dengan natrium tiosulfat dan warna birunya hilang. Warna biru menjadi
larutan berwarna bening pada volume 16 ml.
Pada percobaan kedua yakni penetapan Cu (II) dalam CuSO4.
5H2O yang pertama dilakukan adalah menimbang 2 gr CuSO4.5H2O
dilarutkan dengan aquades, memasukan kedalam labu erlenmeyer. Hasilnya adalah
larutan berubah warna menjadi bening. Kemudian memasukan 5 ml CuSO4.5H2O
kedalam erlenmeyer dengan mengunakan pipet dan menambahkan KI 20% sebanyak 25
ML dan H2SO4 4N 4 ml. Laritan berubah warna menjadi
kuning pekat. Selanjutnya titrasi dilakukan dengan menggunakan larutan Na2S2O3
dan larutan berubah warna menjadi kuning pucat. Ketika ditambahkan indikator
amylum 3 tetes larutan berwarna kebitu-biruan. Terakhir ditirasi kembali dengan
Na2S2O3 dan warna birunya hilang pada volume 5
ml.
Reaksi dalam standarisasi dengan larutan KIO3
Reaksi yang terjadi antara
Na2S2O3 dengan KIO3
IO3- + 6S2O32-
+ 6H+ I-
+ 3S4O62- + 3H2O
Penentuan Cu
Dalam percobaan ini tetap melakukan proses
titrasi dengan menggunakan larutan Na2S2O3.
Dan tetap menggunakan indikator amylum hanya saja pada percobaan ini
mmbutuhkan 5 ML Na2S2O3 dalam mencapai titik
akhir titrasi
Reaksi penentuan Cu dalam CuSO4.5H2O
2Cu2+ + 4I- 2(Cu)(s) + I2
I2 + amilum I2- + amilum
I2- + amilum + 2S2O3 2I- + amilum +
S4O6-
F.
KESIMPULAN
Dari praktikum yang kami lakukan dapat disimpulkan :
Ø Titrasi
iodometri merupakan titrasi redoks yang menggunakan larutan standar iodium
sebagai titran, dalam suasana netral atau sedikit asam.
Ø Iodometri
merupakan titrasi yang menggunakan larutan natrium tosulfat sebagai titran
untuk menentukan kadar iodium yang dibebaskan pada suatu reaksi redoks.
Ø Titik
akhir titrasi ditetapkan dengan batuan indicator kanji atau amilum.
G.
KEMUNGKINAN KESALAHAN
·
Kesalahan praktikan dalam menimbang zat
·
Kesalahan praktikan dalam menentukan volume
·
Kesalahan praktikan dalam menentukan titik akhir
titrasi
DAFTAR PUSTAKA
Teaching,
team. 2008. Modul Penuntun Praktikum
Dasar-dasar Kimia Analitik. Gorontalo : UNG
P.
lukum, astin. 2005. Bahan Ajar Dasar-dasar
Kimia Analitik. Gorontalo : UNG
DAY. J. Y. dan UNDERWOOD A. L.
2002. Analisis Kimia Kualitatif.
EDISI VI.Jakarta : Erlangga
http
://medicafarma. Blogspot.com.
http://mgmpkimiasumbar.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar