BAB 1
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Halogen berada pada golongan 7(VII atau VIIA
pada sistem lama). Halogen berasal dari kata halos=garam, genes=pembentuk
maka dari itu halogen disebut pembentuk garam. Halogen memiliki 7e- valensi,
sehingga sangat reaktif karena mudah menerima 1e. Mereka membutuhkan satu
tambahan elektron untuk mengisi orbit elektron terluarnya, sehingga
cenderung membentuk ion negatif bermuatan
satu. Ion negatif ini disebut ion halida.Rumus kulit dari halogen ini adalah ns2
np5 dan pada suhu kamar, unsur-unsur halogen dapat membentuk
molekul diatomik.
F2 Cl2(gas) Br2(cair)
I2(Padat)
Adapun tokoh-tokoh yang mengemukakan tentang
halogen yaitu, Jons Jacob Barzelius
Halogen merupakan golongan non-logam yang sangat
reaktif, sehingga unsur-unsurnya tidak dijumpai pada keadaan bebas. Pada
umumnya ditemukan dialam dalam bentuk senyawa garam-garamnya. Garam yang
terbentuk disebut Halida. Sebenarnya dalam tubuh manusia pun terdapat senyawa-senyawa
halogen. Misalnya Ion clorida (Cl) merupakan anion yang terkandung dalam plasma
darah, cairan tubuh, air susu, air mata, air ludah, dan cairan eksresi. Ion
Iodida (I) merupakan suatu komponen dalam pembentukan lapisan email gigi.
Akan tetapi unsur-unsur ini tidak
ditemukan di alam dalam keadaan bebas, melainkan dalam bentuk garamnya. Oleh
karena itu unsur-unsur nonlogam ini dinamakan HALOGEN, yang berasal dari kata
halos=garam genes=pembentuk jadi artinya pembentuk garam.
Unsur nonlogam yang termasuk ke dalam golongan
Halogen yaitu Fluor (F2), Klor (Cl2), Brom (Br2),
Iodium I2, dan Astatin (At2)
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa saja unsur
yang termasuk dalam golongan Halogen/?
2.
Apa itu Halida
?
3.
Bagaimana
sifat sifat Halogen ?
4.
Apa saja
reaksi pada Halogen ?
5.
Bagaimana
pembuatan Halogen ?
C.
TUJUAN PENULISAN
1.
Mengetahui
unsur unsur apa saja yang terdapat dalam golongan Halogen,
2.
Memahami dan
mempelajari Halida,
3.
Mempelajari
sifat sifat Halogen,
4.
Mempelajari
reaksi Halogen, dan
5.
Mengetahui
cara pembuatan Halogen.
BAB 2
PEMBAHASAN
A.
UNSUR UNSUR PADA GOLONGAN HALOGEN
Asal kata halogen adalah bahasa Yunani yang
berarti produksi garam dengan reaksi langsung dengan logam. Karena
kereaktifannya yang sangat tinggi, halogen ditemukan di alam hanya dalam bentuk
senyawa. Konfigurasi elektron halogen adalah ns2np5, dan halogen kekurangan
satu elektron untuk membentuk struktur gas mulia yang merupakan kulit tertutup.
Jadi atom halogen mengeluarkan energi bila menangkap satu elektron. Jadi,
perubahan entalpi reaksi X(g) + e → X-(g)
bernilai negatif. Walaupun afinitas elektron didefinisikan sebagai perubahan
energi penangkapan elektron, tanda positif biasanya digunakan. Agar konsisten
dengan perubahan entalpi, sebenarnya tanda negatif yang lebih tepat.
Unsur unsur yang termasuk dalam golongan Halogen adalah sebagai berikut
:
1.
Fluor (F)
Ditemukan dalam fluorspar oleh
Schwandhard pada tahun 1670 dan baru pada tahun 1886 Maisson berhasil
mengisolasinya. Merupakan unsur paling elektronegatif dan paling
reaktif.Memiliki konfigurasi elektron [He]2S22P5 .
Dalam bentuk gas merupakan molekul diatom (F2), berbau pedas, berwarna kuning
mudan dan bersifat sangat korosif. Serbuk logam, glass, keramik, bahkan air
terbakar dalam fluorin dengan nyala terang. Dan tahukan kamu? Dengan
adanya komponen fluorin dalam air minum melebihi 2 ppm dapat menimbulkan
lapisan kehitaman pada gigi.
Flour memiliki titik didih -188⁰C dan titik lebur -220⁰C jika
dibandingkan dengan unsur lainnya dalam halogen. Flour merupakan unsur yang
paling rendah titik didihnya,Massa atom Relatif/Mr dari Flour ini adalah
18,9984.
2.
Klor (Cl)
Ditemukan oleh Scheele pada tahu
1774 dan dinamai oleh Davy pada tahun 1810. Klor ditemukan di alam dalam
keadaan kombinasi sebagai gas Cl2, senyawa dan mineral seperti kamalit dan
silvit.Klor memiliki konfigurasi elektron [Ne]3S23P5.Gas
klor berwarna kuning kehijauan, dapat larut dalam air, mudah bereaksi dengan
unsur lain. Klor dapat mengganggu pernafasan, merusak selaput lender dan dalam
wujud cahaya dapat membakar kulit.
Titik didih dari gas klor adalah
-35⁰C dan titik leleh -220⁰C. Sedangkan
massa atom relatif/Mr dari klor ini adalah 35,453.
3.
Brom (Br)
Ditemukan oleh Balard pada tahun
1826. Brom memiliki konfigurasi elektron [Ar]4S24P5
merupakan zat cair berwarna coklat kemerahan, agak mudah menguap pada
temperatur kamar, uapnya berwarna merah, berbau tidak enak dan dapat
menimbulkan efek iritasi pada mata dan kerongkongan. Bromin mudah larut dalam
air dan CS2 membentuk larutan berwarna merah, bersifat kurang aktif
dibandingkan dengan klor tetapi lebih reaktif dari iodium.
Brom memiliki titik didih 59⁰C dan titik leleh -7⁰C. Massa atom
relatif/Mr brom adalah 79,904.
4.
Iodium (I)
Ditemukan oleh Courtois pada tahun
1811. Merupakan unsur nonlogam. Padatan mengkilap berwarna hitam kebiruan yang
memiliki konfigurasi elektron [Kr]5S25P5.Dapat menguap
pada temperatur biasa membentuk gas berwarna ungu-biru berbau tidak enak
(perih).
Di alam ditemukan dalam air laut
(airasin) garam chili, dll. Unsur halogen ini larut baik dalam CHCl3,
CCl4, dan CS2 tetapi sedikit sekali larut dalam air.
Dikenal ada 23 isotop dan hanya satu yang stabil yaitu 127I yang ditemukan di
alam. Kristal iodin dapat melukai kulit, sedangkan uapnya dapat melukai mata
dan selaput lendir.
Iodium memiliki titik didih 184⁰C dan titik leleh 144⁰C. Dengan
Massa atom relatif/Mr 126,9045
5.
Astatin (As)
Merupakan unsur radioaktif pertama yang
dibuat sebagai hasil pemboman Bismuth dengan partikel-partikel alfa (hasil
sintesa tahun 1940) oleh DR. Corson, K.R. Mackenzie dan E. Segre. Dikenal ada
20 isotop dari astatin, dan isotop At(210) mempunyai waktu paruh 8,3 jam
(terpanjang).
Astatin lebih logam disbanding iodium. Sifat kimianya mirip iodium,
dapat membentuk senyawa antar halogen (AtI, AtBr, AtCl), tetapi belum bisa
diketahui apakah At dapat membentuk molekul diatom seperti unsur halogen
lainnya. Senyawa yang berhasil dideteksi adalah HAt dan CH3At.
B.
HALIDA
Halida adalah senyawa biner, dimana salah satu bagiannya adalah salah satu atom halogen dan bagian lainnya adalah elemen lainnya atau radikal yang mempunyai tingkat keelektronegatifan lebih kecil
daripada atom halogen, untuk membentuk senyawa fluorida, klorida, bromida, iodida, atau astatin. Kebanyakan garam merupakan halida. Semua logam
pada elemen grup 1 akan membentuk halida yang berbentuk padatan putih dalam suhu ruangan.
Ion halida adalah atom hidrogen
yang mengikat muatan negatif. Anion halida contohnya fluorida (F−), klorida (Cl−),
bromida (Br−), iodida (I−) dan astatin (At−). Semua ion ini
terdapat pada garam halida ion.
Senyawa halida seperti KCl, KBr dan KI dites menggunakan
larutan perak
nitrat, AgNO3. Senyawa halogen ini akan
bereaksi dengan Ag+ dan membentuk endapan, dengan warna yang
tergantung dari halogennya:
·
AgF: Tidak ada endapan
·
AgCl: Putih
·
AgBr: Kuning pucat
·
AgI: Hijau
Untuk
senyawa organik yang mengandung halida, maka digunakan tes Beilstein
a.
Halida non Logam
Halida hampir semua non logam
telah dikenal, termasuk fluorida bahkan dari gas mulia kripton, Kr, dan xenon,
Xe. Walaupun fluorida menarik karena sifat uniknya sendiri, halida biasanya sangat
penting sebagai reaktan untuk berbagai senyawa non logam dengan mengganti
halogen
·
Boron
trifluorida, BF3, adalah gas tak bewarna (mp -127 oC dan bp -100 oC) yang
memiliki bau mengiritasi dan beracun. Boron triflourida digunakan sebagai
katalis untuk reaksi jenis Friedel- Crafts. BF3 juga digunakan sebagai katalis
untuk polimerisasi kationik. BF3 berada di fasa gas ebagai molekul monomer
triangular dan membentuk aduk (aduct ikatan koordinasi) dengan basa Lewis
amonia, amina, eter, fosfin, dsb. sebab sifat asam Lewisnya yang kuat. Aduk
dietileter, (C2H5)2O:BF3, adalah cairan yang dapat didistilasi dan digunakan
sebagai reagen biasa. Aduk ini merupakan reaktan untuk preparasi diboran, B2H6.
Tetrafluoroborat, BF4 -, adalah anion tetrahedral yang dibentuk sebagai aduk
BF3 dengan garam logam alkali, garam perak dan NOBF4 serta asam bebas HBF4 mengandung
anion ini.
Karena kemampuan koodinasinya lemah, anion ini
digunakan untuk kristalisasi kompleks kation logam transisi sebagai ion lawan
seperti ClO4 AgBF4 dan NOBF4 juga bermanfaat sebagai bahan pengoksidasi 1-e
kompleks.
·
Tetrakhlorosilan,
SiCl4, adalah cairan tak bewarna (mp -70 oC dan bp 57.6 oC). Senyawa ini berupa
molekul tetrahedral reguler, dan bereaksi secara hebat dengan air membentuk
asam silisikdan asam khlorida. Senyawa ini sangat bermanfaat sebagai bahan baku
produksi silikon murni, senyawa silikon organik dan silikone (silicone).
·
Fosfor
trifluorida, PF3, adalah gas tak bewarna, tak berbau, dan sangat beracun (mp
-151.5 oC dan bp -101.8 oC). Molekulnya berbentuk piramida segitiga. Karena
senyawa ini penarik elektron seperti CO, PF3 dapat menjadi ligan dan membentuk
kompleks logam yang analog dengan kompleks logam karbonil.
·
Fosfor
pentakhlorida, PCl5, adalah zat kristalin tak bewarna (tersublimasi tetapi
terdekomposisi pada 160 °C). Molekulnya berbentuk trigonal bipiramid
dalam wujud gas, tetapi dalam kristal berupa pasangan ion [PCl4]+[PCl6]- pada
fasa padat. Walaupun senyawa ini bereaksi hebat dengan air dan menjadi asam
fosfat dan asam khlorida, PCl5 larut dan CS2 dan CCl4. PCl5 sangat bermanfaat
untuk khlorinasi senyawa organik.
·
Arsen
pentafluorida, AsF5, adalah gas tak bewarna (mp -79.8 °C dan bp -52.9
°C). Molekulnya adalah trigonal bipiramida. Walaupun senyawa ini
terhidrolisis, senyawa ini larut dalam pelarut organik. AsF5 adalah penangkap
elektron yang kuat, senyawa ini dapat membentuk kompleks donor-akseptor dengan
donor elektron.
·
Belerang
heksafluorida, SF6, adalah gas tak bewarna dan tak berbau (mp. -50.8 °C dan titik sublimasi
-63.8 °C). Molekulnya berbentuk oktahedral. SF6 secara kimia tidak stabil dan
sukar larut dalam air. Karena SF6 memiliki sifat penahan panas yang istimewa,
tidak mudah terbakardan tahan korosi, SF6
digunakan sebagai insulator tegangan tinggi.
·
Belerang
khlorida, S2Cl2, adalah cairan bewarna oranye (mp -80 °C dan bp 138 °C). Mempunyai struktur
yang sama dengan hidrogen peroksida. Mudah larut dalam pelarut organik. S2Cl2
sebagai senyawa anorganik industri, digunakan dalam skala besar untuk
vulkanisasi karet, dsb.
b.
Halida Non Logam
Banyak logam halida dibentuk oleh
kombinasi 80 unsur logam dan empat halogen. Karena terdapat lebih dari satu
bilangan oksidasi khususnya logam transisi, dikenal
beberapa jenis halida logam
transisi. Halida ini sangat penting sebagai bahan awal preparasi senyawa logam,
dan kimia anorganik senyawa logam bergantung pada halida logam. Ada halida
rantai 1-dimensi, lapisan 2-dimensi, dan 3-dimensi, tetapi beberapa di
antaranya adalah padatan kristalin molekular. Penting dicatat halida logam
transisi anhidrat biasanya senyawa padat dan hidratnya adalah senyawa koordinasi
dengan ligan air. Karena kedimensionalan struktur adalah merupakan aspek paling
menarik dalam struktur dan sintesis, halida khas dideskripsikan dengan urutan
dimensinya.
·
Merkuri(II)
khlorida, HgCl2. HgCl2 adalah kristal tak bewarna larut dalam air dan etanol.
HgCl2 adalah molekul lurus triatomik dalam fasa bebasnya.
Namun, selain dua atom khlorin, empat khlorin
dari molekul di dekatnya menempati koordinasi dan merkuri menjadi
heksakoordinat dalam keadaan kristalin. Senyawa ini sangat toksik dan digunakan
untuk mengawetkan kayu, dsb.
·
Aluminum
trikhlorida, AlCl3. Kristal tak bewarna (mp 190 oC (2.5 atm) dan bp. 183 oC)
yang tersublimasi bila dipanaskan. AlCl3 melarut dalam etanol dan eter. AlCl3
adalah asam Lewis dan membentuk aduk dengan berbagai basa. AlCl3 dalam cairan
dan gas terdiri atas molekul yang berupa dimer aluminum tetrakoordinasi dengan
jembatan khlorin (Gambar 4.21), dan berstruktur lamelar bila kristalin. AlCl3
digunakan dalam katalis asam Lewis Friedel Craft, dsb.
·
Timah (IV)
khlorida, cairan tak bewarna (mp -33 oC dan bp 114 oC). Dalam fasa gas berupa
molekul tetrahedral.
·
Titanium (IV)
khlorida, TiCl4. Cairan tak bewarna (mp -25 oC dan bp 136.4 oC). Molekul gasnya
adalah tetrahedral mirip timah(IV) khlorida. TiCl4 digunakan sebagai komponen
katalis Ziegler Natta.
C.
SIFAT SIFAT HALOGEN
1.
Tabel Sifat
Halogen
2.
Tabel sifat
Molekul halogen
Afiinitas elektron khlorin (348.5 kJmol-1)
adalah yang terbesar dan fluorin (332.6 kJmol-1) nilainya terletak di antara
afinitas elektron khlorin dan bromin (324.7 kJmol-1). Keelektronegativan
fluorin adalah yang tertinggi dari semua halogen. Karena halogen dihasilkan
sebagai garam logam, unsurnya dihasilkan dengan elektrolisis. Fluorin hanya
berbilangan oksidasi -1 dalam senyawanya, walaupun bilangan oksidasi halogen
lain dapat bervariasi dari -1 ke +7. Astatin, At, tidak memiliki nuklida stabil
dan sangat sedikit sifat kimianya yang diketahui.
D.
REAKSI REAKSI PADA HALOGEN
Reaksi reaksi yang terjadi pada Halogen
adalah sebagai berikut :
3.
Reaksi
Pendesakan
Dalam halogen
terdapat istilah reaksi pendesakan, reaksi pendesakkan ini terjadi jika halogen
yang terletak lebih atas dalam golongan VII A dalam keadaan diatomik mampu
mendesak ion halogen dari garamnya yang terletak dibawahnya.
Dan berlangsung
atau tidaknya suatu reaksi dapat dilihat dari reaksi pendesakkan halogen.
Contoh: F2
+ 2KCl → 2KF +Cl2
Br-
+ Cl2 → Br2
+ Cl‑
Br2
+ 2I- → Br-
+ I2
Br2
+ Cl- → (tidak
bereaksi)
I2
+ Br- → (tidak
bereaksi)
4. Reaksi dengan Logam
Halogen
bereaksi dengan sebagian besar logam akan menghasilkan senyawa garam/halida
logam.
Contoh :
2Na + Cl2 → NaCl
2Fe + 3Cl2 → 2FeCl3
Sn + 2Cl2
→ SnCl4
Mg + Cl2
→ MgCl2
2Al + 3Cl2
→ 2AlCl3
Halida logam
yang terbentuk bersifat ionik jika energi ionisasinya rendah dan logamnya
memiliki biloks rendah. Hampir semua halida bersifat ionik. Contoh Na+,
Mg2+, Al3+. Sedangkan yang bersifat semi ionok adalah
AlCl3
5. Reaksi dengan Non Logam
Halogen
bereaksi dengan non-logam akan membentuk asam halida/senyawa halide. Halogen
dapat bereaksi dengan oksigen,fosfor, dan beberapa unsur lain.
Contoh :
Xe + F2 → XeF2
2Kr + 2F2
→ KrF4
2P + 3Cl2
→ 2PCl3
6. Reaksi dengan Metaloid
Halogen
bereakksi dengan metaloid. Contoh:
2B +3Cl2
→ 2BCl3
2Si + 2Cl2
→ SiCl4
E.
PROSES PEMBUATAN HALOGEN
Fluorin memiliki potensial reduksi
tertinggi (E = +2.87 V) dan kekuatan oksidasi tertinggi di anatara molekul
halogen. Flourin juga merupakan unsur non logam yang paling reaktif. Karena air
akan dioksidasi oleh F2 pada potensial yang jauh lebih rendah (+1.23 V) gas
flourin tidak dapat dihasilkan dengan elektrolisis larutan dalam air senyawa
flourin. Karena itu, diperlukan waktu yang panjang sebelum unsur flourin dapat
diisolasi, dan F. F. H.
Moisson akhirnya dapat
mengisolasinya dengan elektrolisis KF dalam HF cair. Sampai kini flourin masih
dihasilkan dengan reaksi ini.
Khlorin, yang sangat penting dalam
industri kimia anorganik, dihasilkan bersama dengan natrium hidroksida. Reaksi
dasar untuk produksi khlorin adalah elektrolisis larutan NaCl dalam air dengan
proses pertukaran ion. Dalam proses ini gas khlorin dihasilkan dalam sel di
anoda dan Na+ bergerak ke katoda bertemu dengan OH- membentuk NaOH.
Walaupun potensial reduksi khlorin
lebih tinggi (+1.36 V) dari oksigen (+1.23 V), potensial reduksi oksigen dapat
dinaikkan (potensial lebih =overvoltage) bergantung pada pemilihan
elektroda yang digunakan dalam proses elektrolisis.
Bromin didapatkan dengan oksidasi
Br- dengan gas khlorin dalam air garam. Mirip dengan itu.
iodin dihasilkan dengan melewatkan gas khlorin
melalui air garam yang mengandung ion I-.
Karena gas alam yang didapatkan di
Jepang ada bersama di bawah tanah dengan air garam yang mengandung I-, Jepang
adalah negara utama penghasil iodin.
BAB 3
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari pembahasan sebelumnya, maka dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1.
Unsur unsur
yang termasuk dalam golongan halogen adalah Fluor, Klor, Brom, Iodium,. Dan
Astatin.
2.
Halida adalah senyawa biner, dimana salah satu bagiannya adalah salah satu atom halogen dan bagian lainnya adalah elemen lainnya atau radikal yang mempunyai tingkat keelektronegatifan lebih kecil
daripada atom halogen.
3.
Halida terbagi
atas Halida Logam dan Halida Non Logam
B.
SARAN
1.
Bahan bahan
kimia pada dasarnya berbahaya jika kita salah gunakan, jadi marilah kita mulai
dari diri kita sendiri Untuk tidak menyalahgunakan bahan bahan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Taro, Saito. 1996. Buku Teks Kimia Anorganik Online
(diterjemahkan oleh Ismunandar). http://ngori.files.wordpress.com/2006/06/kimia_anorganik.pdf (diakses tgl 13 desember 2011)
http://id.wikipedia.org/wiki/Halida (diakses tgl
13 Desember 2011)
http://jejaringkimia.blogspot.com/2011/04/reaksi-reaksi-halogen.html (diakses tgl
13 Desember 2011)
http://avriellthan94.hexat.com/halogen (diakses tgl
13 Desember 2011)