Minggu, 08 Januari 2012

TITRASI ARGENTOMETRI


A. JUDUL                :       ARGENTOMETRI

B.  TUJUAN             :
·         Menentukan kadar suatu zat dengan metode Argentometri

C. DASAR TEORI
Titrasi pengendapan terbatas pada reaksi antara ion Ag+ dan anion X- yaitu : Halida, Tiosianat dan Sianida.
Cara cara ini dimana larutan AgNO3 dipergunakan sebagai larutan standar yang dianamakan Argentometri.

Ag+    +        X-                AgX(s)

Suatu reaksi penggendapan berlangsung berkesudahan bila endapan yang terbentuk memilki kelarutan yang cukup kecil. Didekat titik ekivalennya akan terjadi perubahan besar dari konsentrasinya ion ion yang akan dititrasi.
Untuk menentukan berakhirnya suatu reaksi pengendapan , digunakan indikator yang baru menghasilkan suatu endapan bila reaksi dipergunakan dan berhasil dengan baik untuk titrai pengendapan ini.
Cara mohr dipergunakan ion kromat untuk mengendapkan Fe3+ untuk membentuk kompleks berwarna dengan ion Tiosianat dan cara Fayans menggunakan indikator adsorbsi.
·         Titrasi penetapan klorida secara Mohr
Titrasi ini didasarkan pada
Ag+    +        Cl-               AgCl(p)
Jika membandingkan hasil kali kelarutan AgCl dan Ag2CrO4, maka AgCl akan mengendap terlebih dahulu
          KSp AgCl    = 1,8 x 10-10
          KSp Ag2CrO4       = 1,9 x 10-12
Dengan demikian maka CrO42- dapat digunakan sebagai indikator untuk titrasi Mohr ini.
·         Metode Volhard
Metode ini didasarkan atas pembentukan endapan merah tiosianat dalam suasana asam nitrat, dengan ion besi (III) sebagai indikator untuk mengetahui adanya ion tiosianat berlebih.
                             **(Modul Praktikum DDKA, Hal 34-35)

Titrasi pengendapan merupakan titrasi yang melibatkan pembentukan endapan dari garam yang tidak mudah larut antara titrant dan analit. Hal dasar yang diperlukan dari titrasi jenis ini adalah pencapaian keseimbangan pembentukan yang cepat setiap kali titran ditambahkan pada analit, tidak adanya interferensi yang menggangu titrasi, dan titik akhir titrasi yang mudah diamati.
Salah satu jenis titrasi pengendapan yang sudah lama dikenal adalah melibatkan reaksi pengendapan antara ion halida (Cl-, I-, Br-) dengan ion perak Ag+. Titrasi ini biasanya disebut sebagai Argentometri yaitu titrasi penentuan analit yang berupa ion halida (pada umumnya) dengan menggunakan larutan standart perak nitrat AgNO3. Titrasi argentometri tidak hanya dapat digunakan untuk menentukan ion halide akan tetapi juga dapat dipakai untuk menentukan merkaptan (thioalkohol), asam lemak, dan beberapa anion divalent seperti ion fosfat PO43- dan ion arsenat AsO43-.
Dasar titrasi argentometri adalah pembentukan endapan yang tidak mudah larut antara titran dengan analit. Sebagai contoh yang banyak dipakai adalah titrasi penentuan NaCl dimana ion Ag+ dari titran akan bereaksi dengan ion Cl- dari analit membentuk garam yang tidak mudah larut AgCl.
Ag(NO3)(aq)  +  NaCl(aq) -> AgCl(s)  + NaNO3(aq)
Setelah semua ion klorida dalam analit habis maka kelebihan ion perak akan bereaksi dengan indicator. Indikator yang dipakai biasanya adalah ion kromat CrO42- dimana dengan indicator ini ion perak akan membentuk endapan berwarna coklat kemerahan sehingga titik akhir titrasi dapat diamati. Inikator lain yang bisa dipakai adalah tiosianida dan indicator adsorbsi. Berdasarkan jenis indicator dan teknik titrasi yang dipakai maka titrasi argentometri dapat dibedakan atas Argentometri dengan metode Mohr, Volhard, atau Fajans. Selain menggunakan jenis indicator diatas maka kita juga dapat menggunakan metode potensiometri untuk menentukan titik ekuivalen.
Ketajaman titik ekuivalen tergantung dari kelarutan endapan yang terbentuk dari reaksi antara analit dan titrant. Endapan dengan kelarutan yang kecil akan menghasilkan kurva titrasi argentometri yang memiliki kecuraman yang tinggi sehingga titik ekuivalen mudah ditentukan, akan tetapi endapan dengan kelarutan rendah akan menghasilkan kurva titrasi yang landai sehingga titik ekuivalen agak sulit ditentukan. Hal ini analog dengan kurva titrasi antara asam kuat dengan basa kuat dan anatara asam lemah dengan basa kuat.
                             **(http://www.catatankimia.com/pengendapan)
Dasar titrasi argentometri adalah pembentukan endapan yang tidak mudah larut antara titran dengan analit. Sebagai contoh yang banyak dipakai adalah titrasi penentuan NaCl dimana ion Ag+ dari titran akan bereaksi dengan ion Cl- dari analit membentuk garam yang tidak mudah larut AgCl.
Ag(NO3)(aq) +  NaCl(aq)
à AgCl(s) + NaNO3(aq)
Setelah semua ion klorida dalam analit habis maka kelebihan ion perak akan bereaksi dengan indicator. Indikator yang dipakai biasanya adalah ion kromat CrO42- dimana dengan indicator ini ion perak akan membentuk endapan berwarna coklat kemerahan sehingga titik akhir titrasi dapat diamati. Indikator lain yang bisa dipakai adalah tiosianida dan indikator adsorbsi.
Sebenernya Ag akan membentuk endapan dengan kromat membentuk Ag2CrO4 tapi karena endapan ini tidak lebih stabil dibanding endapan Ag-halogen, maka bila dalam Erlenmeyer masih terdapat halogen maka perak yang masuk akan bereaksi lebih dulu dengan halogen, atau kalaupun terbentuk endapan Ag2CrO4 lebih dulu, masih dapat dipecah bila ada halogen. Dari kondisi ini bisa dikatakan bahwa titrasi argentometri termasuk jenis titrasi kompetisi (saingan) antara Ag2CrO4 dengan Ag-halogen.
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yaitu metode Mohr, metode Volhard, metode K. Fajans, dan metode Leibig.
1.   Metode Mohr
Metode ini dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan bromida dalam suasana netraldengan larutan baku perak nitrat dengan penambahan larutan kalium kromat sebagai indikator.
2.   Metode Volhard
Metoda Volhard dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida, bromida, dan iodida dalam suasana asam. Caranya dengan menambahkan larutan baku perak nitrat berlebihan, kemudian kelebihan larutan baku perak nitrat dititrasi kembali dengan larutan baku tiosianat. Ya… ini adalah jenis titrasi balik.
3.   Metode Leibig
Pada metode ini, titik akhir titrasinya tidak ditentukan dengan indikator, akan tetapi ditunjukkan dengan terjadinya kekeruhan. Ketika larutan perak nitrat ditambahkan kepada larutan alkali sianida akan terbentuk endapan putih, tetapi pada penggojogan akan larut kembali karena terbentuk kompleks sianida yang stabil dan larut.
                             **(http://kimiaanalisa.web.id/titrasi_argentometri)
D. ALAT DAN BAHAN
1.   Alat Alat
·         Buret








·         Statif dan Klem





·         Erlenmeyer






·         Pipet




·         Labu Ukur







2.   Bahan Bahan
·         Larutan NaCl
·         K2CrO4  5 %
·         AgNO3  0,1 M






E.  PROSEDUR KERJA

·         Penetapan NaCl dalam garam dapur (metode Mohr)
25 ml larutan NaCl
 



-          Menuangkan kedalam labu erlenmeyer

-          Menambahkan 3 tetes K2CrO4  5 %

-          Mulai mentitrasi dengan AgNO3 0,1 M

-          Mentitrasi hingga tercapai titik akhir titrasi
Terbentuk endapan warna merah
 




**Keterangan :
          Percobaan ini dilakukan sebanyak 2 kali (DUPLO)



F.  HASIL PENGAMATAN
·         Penetapan NaCl dalam garam dapur (Cara Mohr)

PERLAKUAN

PENGAMATAN
·         Mengukur 25 ml larutan NaCl dan menuangkan kedalam labu erlenmeyer
·         Menambahkan 3 tetes K2CrO4 5 %


·         Mulai mentitrasi dengan larutan AgNO3 0,1 M


·         Terus mentitrasi hingga tercapai titik akhir titrasi
·         Larutan bening

·         Larutan berwarna kuning

·         Terbentuk endapan putih pada volume titran 1 ml

·         Terbentuk endapan merah pada volume titran 42,6 ml


PERLAKUAN

PENGAMATAN
·         Mengukur 25 ml larutan NaCl dan menuangkan kedalam labu erlenmeyer
·         Menambahkan 3 tetes K2CrO4 5 %


·         Mulai mentitrasi dengan larutan AgNO3 0,1 M


·         Terus mentitrasi hingga tercapai titik akhir titrasi
·         Larutan bening

·         Larutan berwarna kuning

·         Terbentuk endapan putih pada volume titran 0,8 ml

·         Terbentuk endapan merah pada volume titran 42,8 ml


G. PERHITUNGAN

·         Volume rata rata
·         Kadar NaCl
        V1 N1 = V2 N2

·         Jadi kadar NaCl = 0, 17 N







H. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini dilakukan analisis volumetri dengan menggunakan metode Argentometri.
Titrasi argentometri adalah titrasi dengan menggunakan perak nitrat (AgNO3) sebagai titran dimana akan terbentuk garam perak yang sukar larut. Dalam menentukan titik akhir titrasi ada beberapa metode yang dapat digunakan yaitu metode Mohr, metode Volhard dan metode fajans.
Namun dalam percobaan ini, yang dilakukan hanyalah metode mohr, untuk menentukan kadar NaCl dalam garam dapur.
Langkah langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
·         Mengukur 25 ml larutan NaCl dan kemudian menuangkannya kedalam labu erlenmeyer.
Pada perlakuan ini dapat teramati bahwa warna awal larutan adalah bening.
·          Menambahkan 3 tetes indikator Kalium Kromat 5 %
Pada perlakuan ini dapat teramati bahwa setelah penambahan indikator larutan berubah warna menjadi kuning.
Tujuan dari penambahan indikator ini agar dapat diketahui titik akhir titrasi yaitu berupa perubahan warna endapan.
·         Langkah seanjutnya adalah mulai mentitrasi dengan larutan AgNO3 0,1 M. Pada perlakuan ini dapat teramati larutan yang tadinya berwarna kuning berubah dan terdapat endapan yang berwarna putih.
Dengan persamaan reaksi :


·         Langkah berikutnya adalah terus mentitrasi hingga tercapai titik akhir titrasi yaitu berupa perubahan warna endapan.
Dalam perlakuan ini teramati bahwa larutan yang tadinya berwarna putih menjadi berbentuk endapan warna merah
Hal ini diisebabkan oleh NaCl habis bereaksi dengan AgNO3 dan yang tersisa adalah AgCl yang akan bereaksi dengan kalium kromat.
Dengan persamaan reaksi :


Setelah melalui perlakuan dan perhitungan maka dapat diketahui bahwa kadar NaCl dalam garam dapur pada percobaan ini adalah 0,17M.











I.   KESIMPULAN

o   Kadar suatu zat dapat ditentukan dengan analisis Volumetri dengan metode Argentometri
o   Kadar NaCl dalam percobaan ini adalah 0,17M

J.  KEMUNGKINAN KESALAHAN

o   Kesalahan dalam mengukur volume larutan
o   Terlalu lama menghentkan titrasi pada saat tercapai titik akhir titrasi











DAFTAR PUSTAKA

Lukum, Astin P. 2005. Bahan Ajar DDKA. Gorontalo ; Universitas Negeri Gorontalo
Vogel. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Mikro dan Semimikro. Jakarta ; Kalman Media Pustaka
S, Hamdani. 2011. Titrasi Argentometri. http://catatankimia.com/catatan/titrasi-pengendapan.html (diakses tgl 24 des 2012)