A. JUDUL : ARGENTOMETRI
B. TUJUAN :
·
Menentukan kadar suatu zat dengan metode
Argentometri
C. DASAR
TEORI
Titrasi pengendapan terbatas pada reaksi antara ion Ag+
dan anion X- yaitu : Halida, Tiosianat dan Sianida.
Cara cara ini dimana larutan AgNO3 dipergunakan sebagai
larutan standar yang dianamakan Argentometri.
Ag+ + X- AgX(s)
Suatu reaksi penggendapan berlangsung berkesudahan bila endapan
yang terbentuk memilki kelarutan yang cukup kecil. Didekat titik ekivalennya
akan terjadi perubahan besar dari konsentrasinya ion ion yang akan dititrasi.
Untuk menentukan berakhirnya suatu reaksi pengendapan , digunakan
indikator yang baru menghasilkan suatu endapan bila reaksi dipergunakan dan
berhasil dengan baik untuk titrai pengendapan ini.
Cara mohr dipergunakan ion kromat untuk mengendapkan Fe3+
untuk membentuk kompleks berwarna dengan ion Tiosianat dan cara Fayans
menggunakan indikator adsorbsi.
·
Titrasi penetapan klorida
secara Mohr
Titrasi ini didasarkan pada
Ag+ + Cl- AgCl(p)
Jika membandingkan hasil kali kelarutan AgCl
dan Ag2CrO4, maka AgCl akan mengendap terlebih dahulu
KSp
AgCl = 1,8 x 10-10
KSp
Ag2CrO4 = 1,9 x 10-12
Dengan demikian maka CrO42-
dapat digunakan sebagai indikator untuk titrasi Mohr ini.
·
Metode Volhard
Metode ini didasarkan atas
pembentukan endapan merah tiosianat dalam suasana asam nitrat, dengan ion besi
(III) sebagai indikator untuk mengetahui adanya ion tiosianat berlebih.
**(Modul
Praktikum DDKA, Hal 34-35)
Titrasi pengendapan merupakan titrasi yang melibatkan pembentukan endapan dari garam
yang tidak mudah larut antara titrant dan analit. Hal dasar yang diperlukan
dari titrasi jenis ini adalah pencapaian keseimbangan pembentukan yang cepat
setiap kali titran ditambahkan pada analit, tidak adanya interferensi yang
menggangu titrasi, dan titik akhir titrasi yang mudah diamati.
Salah satu jenis titrasi pengendapan yang sudah
lama dikenal adalah melibatkan reaksi pengendapan antara ion halida (Cl-,
I-, Br-) dengan ion perak Ag+. Titrasi ini
biasanya disebut sebagai Argentometri yaitu titrasi penentuan analit yang
berupa ion halida (pada umumnya) dengan menggunakan larutan standart perak
nitrat AgNO3. Titrasi argentometri tidak hanya dapat digunakan untuk
menentukan ion halide akan tetapi juga dapat dipakai untuk menentukan merkaptan
(thioalkohol), asam lemak, dan beberapa anion divalent seperti ion fosfat PO43-
dan ion arsenat AsO43-.
Dasar titrasi argentometri adalah pembentukan
endapan yang tidak mudah larut
antara titran dengan analit. Sebagai contoh yang banyak dipakai adalah titrasi
penentuan NaCl dimana ion Ag+ dari titran akan bereaksi dengan ion Cl- dari
analit membentuk garam yang tidak mudah larut AgCl.
Ag(NO3)(aq)
+ NaCl(aq) -> AgCl(s) + NaNO3(aq)
Setelah semua ion klorida dalam analit habis
maka kelebihan ion perak akan bereaksi dengan indicator. Indikator yang dipakai
biasanya adalah
ion kromat CrO42- dimana
dengan indicator ini ion perak akan membentuk endapan berwarna coklat kemerahan
sehingga titik akhir titrasi dapat diamati. Inikator lain yang bisa dipakai
adalah tiosianida
dan indicator
adsorbsi. Berdasarkan jenis indicator
dan teknik titrasi yang dipakai maka titrasi argentometri dapat dibedakan atas
Argentometri dengan metode Mohr, Volhard, atau Fajans. Selain menggunakan jenis indicator diatas
maka kita juga dapat menggunakan metode potensiometri untuk menentukan titik
ekuivalen.
Ketajaman titik ekuivalen tergantung dari kelarutan endapan yang
terbentuk dari reaksi antara analit dan titrant. Endapan dengan kelarutan yang
kecil akan menghasilkan kurva
titrasi argentometri yang
memiliki kecuraman yang tinggi sehingga titik ekuivalen mudah ditentukan, akan
tetapi endapan dengan kelarutan rendah akan menghasilkan kurva titrasi yang
landai sehingga titik ekuivalen agak sulit ditentukan. Hal ini analog dengan
kurva titrasi antara asam kuat dengan basa kuat dan anatara asam lemah dengan
basa kuat.
**(http://www.catatankimia.com/pengendapan)
Dasar titrasi argentometri adalah pembentukan
endapan yang tidak mudah larut antara titran dengan analit. Sebagai contoh
yang banyak dipakai adalah titrasi penentuan NaCl dimana ion Ag+
dari titran akan bereaksi dengan ion Cl- dari analit membentuk garam
yang tidak mudah larut AgCl.
Ag(NO3)(aq) + NaCl(aq)
à AgCl(s) + NaNO3(aq)
à AgCl(s) + NaNO3(aq)
Setelah
semua ion klorida dalam analit habis maka kelebihan ion perak akan bereaksi
dengan indicator. Indikator yang dipakai biasanya adalah ion kromat CrO42-
dimana dengan indicator ini ion perak akan membentuk endapan berwarna coklat
kemerahan sehingga titik akhir titrasi dapat diamati. Indikator lain yang bisa
dipakai adalah tiosianida dan indikator adsorbsi.
Sebenernya Ag akan membentuk endapan dengan kromat
membentuk Ag2CrO4 tapi karena endapan ini tidak lebih
stabil dibanding endapan Ag-halogen, maka bila dalam Erlenmeyer masih terdapat
halogen maka perak yang masuk akan bereaksi lebih dulu dengan halogen, atau
kalaupun terbentuk endapan Ag2CrO4 lebih dulu, masih
dapat dipecah bila ada halogen. Dari kondisi ini bisa dikatakan bahwa titrasi
argentometri termasuk jenis titrasi kompetisi (saingan) antara Ag2CrO4
dengan Ag-halogen.
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yaitu
metode Mohr, metode Volhard, metode K. Fajans, dan metode Leibig.
1.
Metode Mohr
Metode ini dapat digunakan untuk menetapkan kadar
klorida dan bromida dalam suasana netraldengan larutan baku perak nitrat dengan
penambahan larutan kalium kromat sebagai indikator.
2.
Metode Volhard
Metoda Volhard dapat digunakan untuk menetapkan kadar
klorida, bromida, dan iodida dalam suasana asam. Caranya dengan menambahkan
larutan baku perak nitrat berlebihan, kemudian kelebihan larutan baku perak
nitrat dititrasi kembali dengan larutan baku tiosianat. Ya… ini adalah jenis
titrasi balik.
3.
Metode Leibig
Pada metode ini, titik akhir titrasinya tidak
ditentukan dengan indikator, akan tetapi ditunjukkan dengan terjadinya
kekeruhan. Ketika larutan perak nitrat ditambahkan kepada larutan alkali
sianida akan terbentuk endapan putih, tetapi pada penggojogan akan larut
kembali karena terbentuk kompleks sianida yang stabil dan larut.
**(http://kimiaanalisa.web.id/titrasi_argentometri)
D. ALAT
DAN BAHAN
1. Alat
Alat
·
Buret
·
Statif dan Klem
·
Erlenmeyer
·
Pipet
·
Labu Ukur
2. Bahan
Bahan
·
Larutan NaCl
·
K2CrO4 5 %
·
AgNO3 0,1 M
E. PROSEDUR
KERJA
·
Penetapan NaCl dalam garam
dapur (metode Mohr)
25 ml larutan NaCl
|
-
Menuangkan kedalam labu erlenmeyer
-
Menambahkan 3 tetes K2CrO4 5 %
-
Mulai mentitrasi dengan AgNO3 0,1 M
-
Mentitrasi hingga tercapai titik akhir titrasi
Terbentuk endapan warna merah
|
**Keterangan :
Percobaan ini dilakukan sebanyak
2 kali (DUPLO)
F. HASIL
PENGAMATAN
·
Penetapan NaCl dalam garam
dapur (Cara Mohr)
PERLAKUAN
|
PENGAMATAN
|
·
Mengukur 25 ml larutan NaCl dan menuangkan
kedalam labu erlenmeyer
·
Menambahkan 3 tetes K2CrO4 5 %
·
Mulai mentitrasi dengan larutan AgNO3 0,1 M
·
Terus mentitrasi hingga tercapai titik akhir
titrasi
|
·
Larutan bening
·
Larutan berwarna kuning
·
Terbentuk endapan putih pada volume titran 1
ml
·
Terbentuk endapan merah pada volume titran
42,6 ml
|
PERLAKUAN
|
PENGAMATAN
|
·
Mengukur 25 ml larutan NaCl dan menuangkan
kedalam labu erlenmeyer
·
Menambahkan 3 tetes K2CrO4 5 %
·
Mulai mentitrasi dengan larutan AgNO3 0,1 M
·
Terus mentitrasi hingga tercapai titik akhir
titrasi
|
·
Larutan bening
·
Larutan berwarna kuning
·
Terbentuk endapan putih pada volume titran
0,8 ml
·
Terbentuk endapan merah pada volume titran
42,8 ml
|
G. PERHITUNGAN
·
Volume rata rata
·
Kadar NaCl
V1
N1 = V2 N2
·
Jadi kadar NaCl = 0, 17 N
H. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini dilakukan analisis volumetri
dengan menggunakan metode Argentometri.
Titrasi argentometri adalah titrasi dengan
menggunakan perak nitrat (AgNO3) sebagai titran dimana akan terbentuk garam
perak yang sukar larut. Dalam menentukan titik akhir titrasi ada beberapa
metode yang dapat digunakan yaitu metode Mohr, metode Volhard dan metode
fajans.
Namun dalam percobaan ini, yang dilakukan
hanyalah metode mohr, untuk menentukan kadar NaCl dalam garam dapur.
Langkah langkah yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
·
Mengukur 25 ml larutan NaCl dan kemudian
menuangkannya kedalam labu erlenmeyer.
Pada perlakuan ini dapat teramati bahwa warna
awal larutan adalah bening.
·
Menambahkan 3 tetes indikator Kalium Kromat 5
%
Pada perlakuan ini dapat teramati bahwa setelah
penambahan indikator larutan berubah warna menjadi kuning.
Tujuan dari penambahan indikator ini agar dapat
diketahui titik akhir titrasi yaitu berupa perubahan warna endapan.
·
Langkah seanjutnya adalah mulai mentitrasi
dengan larutan AgNO3 0,1 M. Pada perlakuan ini dapat teramati larutan yang
tadinya berwarna kuning berubah dan terdapat endapan yang berwarna putih.
Dengan persamaan reaksi :
·
Langkah berikutnya adalah terus mentitrasi
hingga tercapai titik akhir titrasi yaitu berupa perubahan warna endapan.
Dalam perlakuan ini teramati bahwa larutan yang
tadinya berwarna putih menjadi berbentuk endapan warna merah
Hal ini diisebabkan oleh NaCl habis bereaksi
dengan AgNO3 dan yang tersisa adalah AgCl yang akan bereaksi dengan kalium
kromat.
Dengan persamaan reaksi :
Setelah melalui perlakuan dan
perhitungan maka dapat diketahui bahwa kadar NaCl dalam garam dapur pada
percobaan ini adalah 0,17M.
I. KESIMPULAN
o
Kadar suatu zat dapat ditentukan dengan
analisis Volumetri dengan metode Argentometri
o
Kadar NaCl dalam percobaan ini adalah 0,17M
J. KEMUNGKINAN
KESALAHAN
o
Kesalahan dalam mengukur volume larutan
o
Terlalu lama menghentkan titrasi pada saat
tercapai titik akhir titrasi
DAFTAR PUSTAKA
Lukum, Astin P. 2005. Bahan
Ajar DDKA. Gorontalo ; Universitas Negeri Gorontalo
Vogel. 1985. Buku Teks
Analisis Anorganik Mikro dan Semimikro. Jakarta ; Kalman Media Pustaka
S, Hamdani. 2011. Titrasi
Argentometri. http://catatankimia.com/catatan/titrasi-pengendapan.html (diakses tgl 24 des 2012)
http://kimiaanalisa.web.id/titrasi-pengendapan-argentometri/ (diakses tgl 24 des 2012)
http://mylife-diechemie.blogspot.com/2011/10/blog-post_27.html (diakses tgl 244 des 2012)